Bismillahi tsumma salamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Hamdulillah, segala sesuatu hanya milik Allah SWT, kepada-Nya kita bersyukur mendapatkan kebahagiaan, dan bersabar ketika mendapatkan cobaan dan ujian. Hanya kepada-Nya kita berserah diri atas apa yang terjadi dalam hidup dan kehidupan kita ini.
Shalawat serta salam untuk Nabi Kita, Junjungan, Pujaan serta "Sang Pemberi Syafa`at" kita nanti di hari akhir...amma ba`du...
Ujian Akhir Nasional 2013 untuk tingkat Tsanawiyyah dan `Aliyah saat ini telah selesai, dan hasil pun sudah diumumkan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Untuk Satuan Pendidikan MA Thawalib Gunung:
Jumlah Peserta 7 siswa
Jumlah Peserta Lulus 7 siswa
Prosentase Kelulusan 100 %
Nama Siswa Nilai Tertinggi Heriady Zulfandra
Nilai Tertinggi 7.3
Untuk Satuan Pendidikan MTs. Thawalib Gunung:
Jumlah Peserta 24 siswa
Jumlah Peserta Lulus 23 siswa
Jumlah Peserta Tidak Lulus 1 Siswa
Prosentase Kelulusan 95.83 %
Nama Siswa Nilai Tertinggi Muhammad Furqon alFaruqi
Nilai Tertinggi 8.4
Merupakan hasil yang luarbiasa bagi Tingkat MA, dimana Tingkat MA pada tahun pembelajaran ini merupakan tahun perdana diadakannya UN.
Semoga untuk tahun-tahun berikutnya, kemampuan siswa-siswi kita ini akan selalu meningkat, sehingga memberikan output yang positif bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.. amin yaa robbal `alamin
wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Visi Pondok Modern Thawalib Gunung: “Terwujudnya Lembaga Pendidikan Yang Melahirkan Generasi Qur`ani, Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi” Misi Pondok Modern Thawalib Gunung: 1. Mewujudkan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas. 2. Menanam dan menumbuh-kembangkan kesadaran ber-Agama para pendidik dan peserta didik. 3. Membekali peserta didik dengan life skill sesuai dengan perkembangan zaman. 4. Menjiwai Ukhuwah Islamiyah sebagai perekat umat.
Minggu, 02 Juni 2013
Senin, 20 Mei 2013
INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU TAHUN PEMBELAJARAN 2013 - 2014 THAWALIB GUNUNG PADANG PANJANG
PENDAHULUAN
Kekhawatiran
para orang tua yang takut dengan anaknya yang terkadang tidak mampu terkontrol,
bahkan oleh mereka sendiri, di tambah dengan lingkungan yang buruk serta arus informasi yang
begitu dahsyat, melahirkan perilaku aneh pada kalangan pelajar. Memang,
kenyataannya kita tidak dapat menghindar dari kemoderenan dan arus globalisasi,
akan tetapi kenyataannya, banyak para siswa saat ini belum mampu menyaring mana
budaya positif yang harus diikuti dan mana budaya negatif yang harus
dijauhi.
Kekhawatitan
tersebut dijewantahkan oleh Pondok Modern Thawalib Gunung yang merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang ada di kota Padangpanjang. Berdiri dari
tahun 1921 sampai saat ini masih tetap eksis dalam perjalanannya, dengan tidak
memisahkan antara keilmuan bidang eksakta dan non-eksakta ditambah dengan
kegiatan-kegiatan lainnya yang terangkum dalam kegiatan asrama. Sehingga, tidak
ada waktu bagi para siswa untuk menggunakan waktu tanpa manfaat. Seluruhnya dikoordinasikan
oleh pengurus asrama, baik pengurus asrama putera maupun pengurus asrama puteri
dibantu oleh siswa `Aliyah, sebagai
salah satu wadah
pembelajaran dalam berorganisasi, “Siap Dipimpin Dan Siap Mempimpin”,
begitulah motonya, sehingga siswa dapat dengan nyaman, tenang dan islami dalam menuntut
ilmu.
Sistem
pendidikan dan pembelajaran terkelola selama 24 jam, sehingga apa yang
didengar, apa yang dilihat dan apa yang dirasakan oleh
siswa selama 24 jam seluruhnya merupakan pendidikan.
VISI:
“TERWUJUDNYA LEMBAGA
PENDIDIKAN YANG MELAHIRKAN GENERASI QUR`ANI, MANDIRI DAN BERDAYA SAING TINGGI”
MISI:
1. Mewujudkan
pendidikan dan pengajaran yang berkualitas.
2. Menanam dan
menumbuh-kembangkan kesadaran ber-agama para pendidik dan peserta didik.
3. Membekali peserta
didik dengan Life Skill sesuai dengan perkembangan zaman.
4. Menjiwai Ukhuwah
Islamiyah sebagai perekat umat.
JENJANG PENDIDIKAN
1. MTs. THAWALIB
GUNUNG
2. MAS. THAWALIB GUNUNG
FASILITAS PENGEMBANGAN DIRI
1. SARANA PRASARANA
a. Gedung Sekolah
b. Asrama Putera dan
Puteri
c. Lab. Komputer +
Internet
d. Ruang Audio Visual
e. Olah Raga:
Ø
Lapangan
Basket Ball
Ø
Lapangan
Volly Ball
Ø
Lapangan
Takraw.
Ø
Lapangan
Tenis Meja
2. KEGIATAN
EKSTRAKULIKULER
a. Pramuka
b. Muhadhoroh (Latihan
Pidato)
c. Bela Diri (Tapak
Suci)
d. Tahfiz Qur`an
e. Komputer
f. Drum Band
g. Leadership Training
(OPPM),
SYARAT PENDAFTARAN
1.
UMUM
a.
Foto
copy ijazah SD atau tanda lulus dan akte kelahiran
b.
Pas
foto 3 x 4, 3 lembar
2.
KHUSUS.
a.
Berakhlak
mulia
b.
Mampu
baca tulis al-Qur`an
c.
Mengetahui
pengetahuan keIslaman dasar
BIAYA PENDIDIKAN
1.
Biaya
Awal Tahun Pembelajaran Rp. 1.570.000.00
a.
Uang
pendaftaran + MOS Rp. 150.000.00
b.
Kasur
+ sewa lemari Rp. 1.000.000.00
c.
Pembelian
al-Qur`an Rp. 30.000.00
d.
Pakaian
seragam
1). Baju Batik Rp. 60.000.00
2). Baju Koko Rp. 60.000.00
3). Putih Biru Rp. 120.000.00
4). Pramuka + Lambang Rp. 150.000.00
2.
Infaq
Pembangunan Rp. 1.000.000.00
Jumlah Biaya awal tahun Rp. 2.570.000.00
3.
Biaya
Bulanan Pendidikan Rp.
450.000.00/Bln
a.
Biaya
makan 2 x sehari Rp. 350.000.00/Bln
b.
Asrama+
Keg. EKskul Rp. 100.000.00/Bln
INFORMASI DAN TEMPAT PENDAFTARAN
PONDOK
MODERN THAWALIB GUNUNG
Jl.
H. Piobang No. 18 Kelurahan Sigando
Kecamatan
Padang Panjang Timur
Kota
Padang Panjang
Telp.
: (0752) 484 223
Informasi : thawalibgunungpp.blogspot.com
Contact Person:
M. Mahfuz Mustia, Lc 0812672 8051
Amrizal, S. Ag 0812677 9884
Refna Yunaldi, S. Ag 0813
7419 9050
Minggu, 19 Mei 2013
KELANJUTAN PEMBANGUNAN ASRAMA TAHAP II LANTAII
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Dan,
akhirnya, semua harus berjalan tanpa harus menunggu dan melihat...
Urgensi
keberadaan asrama lantai II pun mendesak karena bangunan asrama yang terbaru
pun kurang bisa menampung jumlah siswa saat ini, dan mungkin, andai kata tidak
ada lantai II, kelakar kami, tidak bisa menerima santri baru karena daya
tampung yang tidak memungkinkan.
Saat ini,
santri tidak hanya berdatangan dari kota Padang Panjang, bahkan Sumatera Barat
saja, ada beberapa santri yang dipercayakan kepada Pondok yang datang dari
Batam, Lampung, bahkan Jakarta.
Hal ini lah
yang melandasi dan meneguhkan keinginan bahwa sebelum penerimaan siswa baru,
maka asrama lantai II sudah harus bisa dipergunakan dan dihuni oleh para
santri.
Dibawah ini
adalah gambar terbaru dari pembangunan asrama lantai II:
Asrama ini
terbangun, namun belum berkusen ....
Asrama ini
terbangun, namun belum berpintu....
Asrama ini
terbangun, namun belum berjendela ...
Asrama ini
terbangun, namum belum terplester ........
Asrama ini
terbangun, namum belum berlantai layak......
Asrama ini
terbangun, namum belum terpartisi ....
Asrama ini
terbangun, namum belum berpagar ...
Asrama ini
terbangun, namum belum berterali ...
Memang,
tidak bisa dipungkiri bahwasanya hal yang sangat mendasar dari kendala
pembangunan saat ini adalah keterbatasan anggaran bahkan minus anggaran, hanya
kerelaan kolega dan tekad kuat kami yang menyemangati untuk melanjutkan
pembangunan ini dengan maksud dan tujuan untuk mewujudkan lembaga pendidikan
yang melahirkan generasi Qur’ani, mandiri, dan berdaya saing tinggi, sesuai
dengan Visi Pondok Pesantren Thawalib Gunung.
Maka dari
itu, kami menghimbau bagi anda yang memiliki kelebihan dalam hal materi, untuk
bisa membantu kelancaran pembangunan ini. Dana yang disumbangkan adalah untuk
menjadikan tempat bernaung dan persemaian para calon pemimpin ummat di masa
depan, mereka adalah para penuntut ilmu, yang semenjak dilangkahkan kaki keluar
dari rumah, hingga pun nanti mereka sampai ke rumah, mereka terhitung sebagai
orang yang berjihad fii sabilillah. Andai saja membantu pembangunan masjid, yang nota benenya diperuntukkan untuk
beribadah dan syiar islam, ganjarannya adalah dibangunkan istana di syurga
nanti, apa lagi sumbangan yang diperuntukkan bagi para mujahid penuntut
ilmu yang nanti akan menyebarkan ilmu yang dimiliki demi kemaslahatan ummat...ummat
yang pada saat ini sedang gusar dengan ketidak-pastian dan ke-simpang-siuran.
So...
sedekahlah, sedekahlah, sedekahlah......
و الله
اعلم بالصواب و الله مستعان الى اقوم الطريق ثم والسلام عليكم و رحمة الله و
بركاته
PEMBANGUNAN ASRAMA TAHAP I LANTAI I
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Merupakan
suatu kesyukuran tersendiri bagi keluarga besar Pondok Pesantren Thawalib
Gunung Kota Padang Panjang ketika menerima kedatangan tak terduga dari Kepala
Bidang Pondok Pesantren Kementerian Agama Sumatera Barat untuk berbincang
mengenai hal-hal yang dibutuhkan demi berjalannya kegiatan belajar mengajar di
MTs dan MA Thawalib Gunung. Terungkaplah bahwa asrama, pada saat ini,
sangat-sangatlah dibutuhkan untuk menampung para penuntut ilmu yang datang dari
berbagai daerah, Padang Panjang, Padang, Sawahlunto, Pulau Punjung, bahkan dari
Tembilahan Riau.
Setelah
melihat lokasi yang diperkirakan mungkin untuk pendirian sebuah asrama baru,
para petinggi-petinggi Thawalib Gunung melepas kepergian tamu terhormat untuk
melanjutkan aktifitas lainnya.
Dalam kurun
waktu yang tidak terlalu lama, Pondok Pesantren Thawalib Gunung mendapatkan
informasi bahwa Pondok Pesantren Thawalib Gunung mendapatkan bantuan dana Rp.
120.000.000.00 untuk pembangunan asrama baru, dan merupakan satu-satunya pondok
yang mendapatkan dana tersebut dalam ruang lingkup kota Padang Panjang.
Maka
dimulailah pembangunan asrama baru tersebut dengan menggunakan dana yang telah
tersedia. Dimulai dari kalkulasi luas ruang, peninjauan lokasi, perataan tanah,
pembuatan lubang pondasi, pendaman hingga berdiri asrama baru seperti yang
terlihat pada gambar-gambar dibawah ini:
والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Jumat, 17 Mei 2013
THAWALIB GUNUNG PADANG PANJANG DRUM BAND IN ACTION
السلام
عليكم و رحمة الله و بركاته
Pondok
Pesantren adalah dimensi pendidikan yang memiliki elemen-elemen penunjang yang
khas, baik element hardware, maupun softwarenya. Dimensi dunia Pondok Pesantren
-yang mungkin hingga saat ini dipahami masyarakat- adalah dimensi yang tidak
berubah, yang selama ini dianggap simbol ke-jumud-an (kebekuan) dan ke-mandeg-an
(stagnasi), pada kenyataannya memiliki dinamika perkembangan yang dinamis,
elastis, mempunyai dasar-dasar yang kuat untuk ikut mengarahkan dan
menggerakkan perubahan yang diinginkan, mampu beradaptasi dengan perkembangan
zaman.
Demikian pula dengan Pondok Pesantren Thawalib Gunung yang berada di Kota Padang Panjang. Kegiatan ek-skul merupakan salah satu kegiatan yang membantu para santri dan santriwati untuk meng-explore aktifitas dan kreatifitas. Selain Muhadhoroh, Pramuka, dan Tapak Suci, Thawalib Gunung, saat ini memiliki kekuatan baru dalam kegiatan ek-skul yaitu Drum Band. Alat-alat drum band yang ada saat ini digunakan semaksimal mungkin oleh para santri yang salah satu kegiatannya adalah mengikuti pawai Pembukaan MTQ tahun 2013 tingkat Kota Padang Panjang.
Kegiatan Pawai ini merupakan penampilan Drum Band perdana yang dilakukan oleh para siswa dan siswi. Dengan semangat dan antusias yang tinggi, walau dengan persiapan yang tak terlalu lama, mereka menampilkan semua yang mereka mampu.
Semoga kegiatan perdana ini dapat berkesinambungan, dan mningkatkan ghirah bagi seluruh keluarga besar Thawalib Gunung Islamic Boarding School...
والسلام عليكم و رحمة الله
و بركاته
SEJARAH PONDOK PESANTREN THAWALIB GUNUNG KOTA PADANG PANJANG
Latar
Belakang dan Sejarah Berdirinya Madrasah Thawalib Gunung
Awal mula sejarah Sumatra
Thawalib tidak bisa dipisahkan dari surau dan organisasi di Minangkabau. Surau
sejak dulu dikenal sebagai tempat mengaji yang banyak terdapat didaerah ini.
Begitu juga halnya dengan adanya Madrasah Thawalib Gunung ini,
dalam perkembanganya, tidak terlepas dari peran surau sebagai lembaga
pengajian. Madrasah Thawalib ini pada mula berdirinya sistem pelaksanaan pendidikannya
adalah dengan sistem halaqah yang diselengarakan di Mesjid. Pendidikan pada
masa dulunya diselengarakan di Mesjid Asasi yang mana mesjid ini merupakan
mesjid tertua. Terwujudnya Madrasah ini didorong oleh keinginan masyarakat dan
juga di daerah ini belum ada lembaga pendidikan Islam, sedangkan didaerah ini
terdapat mesjid nagari dan adanya putra-putri Gunung yang telah menamatkan
pendidikannya pada perguruan Thawalib Parabek.
Atas kerja sama pemuka
masyarakat dan alim ulama, diadakanlah musyawarah untuk mendirikan sebuah
sekolah agama di Gunung, maka musyawarah tersebut berhasil mencetuskan
berdirinya sebuah “Madrasah Islamiyah Gunung” yang bertempat di
Kelurahan Sigando kenegarian Gunung.
Pada tanggal 22 April 1921
diresmikan Madrasah Islamiyah tersebut serta diangkat sebagai pimpinan pada waktu itu Buya H. Syu’ib El Yutusi. Anggota
musyawarah tersebut menamakan dirinya dengan Badan Pembina Penyantun Madrasah
(BPPM). BPPM membentuk pengurus inti Madrasah yang diambilkan dari orang-orang
yang berjasa terhadap berdirinya Madrasah ini antara lain:
1.
D. Dt. Tumbijo
2.
Khatip Ali
3.
Manan
4.
St. Majolelo
5.
St Kerajan
6.
St. Mangkuto
7.
Ummi
8.
Rami
|
9.
H. Syu’ib El Yutusi
10. Imam
Kayo (Syahbidin)
11. H.
Shaleh
12. H.
Humammad Ali
13. H.
Abbas
14. Imam
Rasyid
15. Labai
Sati
16. St.
Buyung
|
Kesemua
orang-orang yang berjasa dalam mendirikan Madrasah Thawalib Gunung sekarang
telah tiada.
Adapun tujuan
berdirinya Madrasah ini adalah:”Untuk memberikan pendidikan agama pada para
putra-putri Gunung khususnya Indonesia umumnya. Sekitar tahun 1925 sistem
pendidikan halaqah diganti dengan klasikal dengan mengadopsi pada sekolah
Diniyah yang didirikan oleh Zanuiddin Labai Al Yunusi. Dialah orang petama
mendirikan sistem berkelas dengan kurikulum yang lebih teratur dan mencakup
didalamnya pengetahuan umum seperti: Bahasa, Matematika, Sejarah, Ilmu Bumi di
samping pelajaran agama lainnya dipimpin oleh Buya H. Syamsuddin. Pada tahun
1957 pimpinan digantikan oleh Buya H. Zainal Abidin.
Dari tahun 1958-1961 sekolah dalam keadaan darurat
karena terjadinya pengolahan daerah (PRRI) Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia, sehingga Madrasah ini ditutup segala kegiatannya. Pada awal tahun
1962 Madrasah Thawalib mulai hidup kembali setelah istirahat selama + 3
tahun lamanya karena keadaan yang tidak aman tersebut. Dari tahun 1962-1965
Thawalib mulai berkembang secara berangsur-ansur dan pelajar berdatangan dari
negri yang berdekatan seperti Batipuh dan X Koto dan daerah lainnya dan jumlah
murid pun makin hari makin meningkat
Pada tahun 1969 terjadi perubahan
besar pada tingkat Qismul ‘Ali dimana Depertemen Agama menegerikan menjadi
Madrasah Aliyah Agama Islam (MANIN). Setelah mengadakan persidangan pengurus,
pemuka Masyarakat dan Alim Ulama dan Cerdik Pandai Gunung yang bersidang sampai
9 kali maka pada sidang terakhir diputuskan bahwa uluran tangan pemerintah
diterima dengan beberapa syarat-syarat tertentu.
Pada tahun
1972 diadakan musyawarah Madrasah Thawalib/Diniyah se-Sumatra Barat di Padang
Panjang mengenai kurikulum/pendidikan/pengajaran. Rencana pengajaran atau Diniyah ada tingkat pertama dan
ada tingkat atas. Pada tanggal 12 September 1968 dikeluarkan SK Menteri Agama
No: 209 yang menetapkan di antaranya: Al-Qismul Ali Gunung menjadi Madrasah
Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) Gunung Padang Panjang.
Tahun 1973-1975 oleh karena Buya H.
Zainal Abidin telah diangkat pemerintah menjadi kepala di MAAIN maka
pimpinan Thawalib diwakilkan pada Buya Ramli Majid Labai Rajo Nan Sati.
Berdasarkan hasil sidang pengurus
Madrasah Thawalib pada bulan Desember 1977 menjelang ditetapkannya Kepala
Thawalib yang sebenarnya, maka Januari 1978 Buya Syarifuddin diangkat sebagai
pejabat sementara Madrasah Thawalib Gunung Padang Panjang. Kemudian pada tahun
1979 sampai dengan 1983 pimpinan Thawalib dipegang oleh Buya Ramli setelah itu
Dt. Panduko Sinaro sampai tahun 1984. Pada tahun 1984 Madrasah Thawalib berubah
menjadi Madrasah Thawalib Gunung Padang Panjang yang setingkat dengan
Tsanawiyah Negeri dan lama pendididikan selama tiga tahun.
Selasa, 07 Mei 2013
PIDATO KH. HASYIM MUZADI
Inilah Isi Pidato KH Hasyim Muzadi yang Menghebohkan Itu
Baru-baru ini beredar pidato menghebohkan dari mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi melalui pesan berantai BlackBerry Messenger (BBM) dan media sosial.
Bagi umat Muslim yang komitmen dengan syariat Islam, pidato Hasyim Muzadi itu adalah pidato yang brilian dan patut mendapat acungan jempol. Namun, bagi kalangan liberal dan pihak-pihak yang “memusuhi” Islam, pidato itu dianggap “radikal.”
Seperti apa pidato yang menghebohkan itu? Berikut isi pidato Hasyim Muzadi yang juga Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) dan Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) tentang tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia oleh Sidang PBB di Jeneva :
"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.
Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam.
Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional & dunia untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai.
Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi.
Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan Intelektualisme Kosong ?
Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM? Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan Jilbab, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati agama, karena di sana ada UU Perkawiman Sejenis. Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis ?!
Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang sekedar Weternisme".[JJ/Trb/yi]
Bagi umat Muslim yang komitmen dengan syariat Islam, pidato Hasyim Muzadi itu adalah pidato yang brilian dan patut mendapat acungan jempol. Namun, bagi kalangan liberal dan pihak-pihak yang “memusuhi” Islam, pidato itu dianggap “radikal.”
Seperti apa pidato yang menghebohkan itu? Berikut isi pidato Hasyim Muzadi yang juga Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) dan Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) tentang tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia oleh Sidang PBB di Jeneva :
"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.
Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam.
Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional & dunia untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai.
Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi.
Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak, kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan Intelektualisme Kosong ?
Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI / Polri / Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM? Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan Jilbab, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia, yang tidak menghormati agama, karena di sana ada UU Perkawiman Sejenis. Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis ?!
Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana yang sekedar Weternisme".[JJ/Trb/yi]
Langganan:
Postingan (Atom)