Jln. H. Piobang No. 18 Kel. Sigando Padang Panjang Timur Telp. 0752. 484 223 0852 7256 7626

Jumat, 17 Mei 2013

THAWALIB GUNUNG PADANG PANJANG DRUM BAND IN ACTION

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Pondok Pesantren adalah dimensi pendidikan yang memiliki elemen-elemen penunjang yang khas, baik element hardware, maupun softwarenya. Dimensi dunia Pondok Pesantren -yang mungkin hingga saat ini dipahami masyarakat- adalah dimensi yang tidak berubah, yang selama ini dianggap simbol ke-jumud-an (kebekuan) dan ke-mandeg-an (stagnasi), pada kenyataannya memiliki dinamika perkembangan yang dinamis, elastis, mempunyai dasar-dasar yang kuat untuk ikut mengarahkan dan menggerakkan perubahan yang diinginkan, mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Demikian pula dengan Pondok Pesantren Thawalib Gunung yang berada di Kota Padang Panjang. Kegiatan ek-skul merupakan salah satu kegiatan yang membantu para santri dan santriwati untuk meng-explore aktifitas dan kreatifitas. Selain Muhadhoroh, Pramuka, dan Tapak Suci, Thawalib Gunung, saat ini memiliki kekuatan baru dalam kegiatan ek-skul yaitu Drum Band. Alat-alat drum band yang ada saat ini digunakan semaksimal mungkin oleh para santri yang salah satu kegiatannya adalah mengikuti pawai Pembukaan MTQ tahun 2013 tingkat Kota Padang Panjang.


Kegiatan Pawai ini merupakan penampilan Drum Band perdana yang dilakukan oleh para siswa dan siswi. Dengan semangat dan antusias yang tinggi, walau dengan persiapan yang tak terlalu lama, mereka menampilkan semua yang mereka mampu.
Semoga kegiatan perdana ini dapat berkesinambungan, dan mningkatkan ghirah bagi seluruh keluarga besar Thawalib Gunung Islamic Boarding School...
والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته

SEJARAH PONDOK PESANTREN THAWALIB GUNUNG KOTA PADANG PANJANG



Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya Madrasah Thawalib Gunung
Awal mula sejarah Sumatra Thawalib tidak bisa dipisahkan dari surau dan organisasi di Minangkabau. Surau sejak dulu dikenal sebagai tempat mengaji yang banyak terdapat didaerah ini.
Begitu juga halnya dengan adanya Madrasah Thawalib Gunung ini, dalam perkembanganya, tidak terlepas dari peran surau sebagai lembaga pengajian. Madrasah Thawalib ini pada mula berdirinya sistem pelaksanaan pendidikannya adalah dengan sistem halaqah yang diselengarakan di Mesjid. Pendidikan pada masa dulunya diselengarakan di Mesjid Asasi yang mana mesjid ini merupakan mesjid tertua. Terwujudnya Madrasah ini didorong oleh keinginan masyarakat dan juga di daerah ini belum ada lembaga pendidikan Islam, sedangkan didaerah ini terdapat mesjid nagari dan adanya putra-putri Gunung yang telah menamatkan pendidikannya pada perguruan Thawalib Parabek.
Atas kerja sama pemuka masyarakat dan alim ulama, diadakanlah musyawarah untuk mendirikan sebuah sekolah agama di Gunung, maka musyawarah tersebut berhasil mencetuskan berdirinya sebuah “Madrasah Islamiyah Gunung” yang bertempat di Kelurahan Sigando kenegarian Gunung.
Pada tanggal 22 April 1921 diresmikan Madrasah Islamiyah tersebut serta diangkat sebagai pimpinan pada waktu itu Buya H. Syu’ib El Yutusi. Anggota musyawarah tersebut menamakan dirinya dengan Badan Pembina Penyantun Madrasah (BPPM). BPPM membentuk pengurus inti Madrasah yang diambilkan dari orang-orang yang berjasa terhadap berdirinya Madrasah ini antara lain:
1.      D. Dt. Tumbijo
2.      Khatip Ali
3.      Manan
4.      St. Majolelo
5.      St Kerajan
6.      St. Mangkuto
7.      Ummi
8.      Rami
9.      H. Syu’ib El Yutusi
10.  Imam Kayo (Syahbidin)
11.  H. Shaleh
12.  H. Humammad Ali
13.  H. Abbas
14.  Imam Rasyid
15.  Labai Sati
16.  St. Buyung
Kesemua orang-orang yang berjasa dalam mendirikan Madrasah Thawalib Gunung sekarang telah tiada.
Adapun tujuan berdirinya Madrasah ini adalah:”Untuk memberikan pendidikan agama pada para putra-putri Gunung khususnya Indonesia umumnya. Sekitar tahun 1925 sistem pendidikan halaqah diganti dengan klasikal dengan mengadopsi pada sekolah Diniyah yang didirikan oleh Zanuiddin Labai Al Yunusi. Dialah orang petama mendirikan sistem berkelas dengan kurikulum yang lebih teratur dan mencakup didalamnya pengetahuan umum seperti: Bahasa, Matematika, Sejarah, Ilmu Bumi di samping pelajaran agama lainnya dipimpin oleh Buya H. Syamsuddin. Pada tahun 1957 pimpinan digantikan oleh Buya H. Zainal Abidin.
Dari tahun 1958-1961 sekolah dalam keadaan darurat karena terjadinya pengolahan daerah (PRRI) Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, sehingga Madrasah ini ditutup segala kegiatannya. Pada awal tahun 1962 Madrasah Thawalib mulai hidup kembali setelah istirahat selama + 3 tahun lamanya karena keadaan yang tidak aman tersebut. Dari tahun 1962-1965 Thawalib mulai berkembang secara berangsur-ansur dan pelajar berdatangan dari negri yang berdekatan seperti Batipuh dan X Koto dan daerah lainnya dan jumlah murid pun makin hari makin meningkat
Pada tahun 1969 terjadi perubahan besar pada tingkat Qismul ‘Ali dimana Depertemen Agama menegerikan menjadi Madrasah Aliyah Agama Islam (MANIN). Setelah mengadakan persidangan pengurus, pemuka Masyarakat dan Alim Ulama dan Cerdik Pandai Gunung yang bersidang sampai 9 kali maka pada sidang terakhir diputuskan bahwa uluran tangan pemerintah diterima dengan beberapa syarat-syarat tertentu.
Pada tahun 1972 diadakan musyawarah Madrasah Thawalib/Diniyah se-Sumatra Barat di Padang Panjang mengenai kurikulum/pendidikan/pengajaran. Rencana pengajaran atau Diniyah ada tingkat pertama dan ada tingkat atas. Pada tanggal 12 September 1968 dikeluarkan SK Menteri Agama No: 209 yang menetapkan di antaranya: Al-Qismul Ali Gunung menjadi Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) Gunung Padang Panjang.
Tahun 1973-1975 oleh karena Buya H. Zainal Abidin telah diangkat pemerintah menjadi kepala di MAAIN maka pimpinan Thawalib diwakilkan pada Buya Ramli Majid Labai Rajo Nan Sati.
Berdasarkan hasil sidang pengurus Madrasah Thawalib pada bulan Desember 1977 menjelang ditetapkannya Kepala Thawalib yang sebenarnya, maka Januari 1978 Buya Syarifuddin diangkat sebagai pejabat sementara Madrasah Thawalib Gunung Padang Panjang. Kemudian pada tahun 1979 sampai dengan 1983 pimpinan Thawalib dipegang oleh Buya Ramli setelah itu Dt. Panduko Sinaro sampai tahun 1984. Pada tahun 1984 Madrasah Thawalib berubah menjadi Madrasah Thawalib Gunung Padang Panjang yang setingkat dengan Tsanawiyah Negeri dan lama pendididikan selama tiga tahun.

Pasa saat ini Madrasah dikelola oleh yayasan dengan maksud untuk menjaga kelangsungan hidup Madrasah itu sendiri dengan ketua pendirinya Buya Ramli yang telah diaktakan dengan akta No: 19 tanggal 8 November 1990 dan pimpinan Madrasah pada saat itu adalah Abdul Rahman, BA.